Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ تُصْبَرَ الْبَهائِمُ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang dari mengurung binatang.” (HR. Muslim no. 1956)
Yang dimaksud dalam larangan di sini adalah mengurung binatang agar bisa
membunuhnya dengan dilempar atau yang semacamnya. (Syarh Muslim
An-Nawawi: 14/114)
Dari Said bin Jubair rahimahullah dia berkata: Ibnu Umar radhiallahu
anhu melewati sekelompok orang yang memasang seeokor ayam sebagai
sasaran perlombaan melempar mereka. Tatkala mereka melihat Ibnu Umar,
mereka segera berhamburan, maka Ibnu Umar berkata:
مَنْ فَعَلَ هَذا؟ إِنَّ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هَذَا
“Siapa yang berbuat seperti ini? Sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah melaknat orang yang berbuat seperti ini.” (HR. Muslim no. 1958)
Dalam sebuah riwayat Muslim:
إِنَّ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئاً فِيْهِ الرُّوْحُ غَرْضاً
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah melaknat
orang yang menjadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran (lempar).”
Penjelasan ringkas:
Agama Islam adalah agama yang menganjurkan untuk menyayangi dan berbuat
baik kepada segala sesuatu, tidak terkecuali binatang. Karenanya Nabi
shallallahu alaihi wasallam telah melarang dengan sangat tegas dari
menjadikan hewan sebagai sasaran tembak atau sasaran lempar, karena itu
adalah perbuatan menyiksa makhluk tanpa hak. Bahkan tidak hanya
melarang, beliau shallallahu alaihi wasallam secara tegas telah melaknat
pelakunya, dan cukuplah itu menjadi dalil akan besarnya dosa dari
perbuatan ini.
Jika demikian ancaman Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada mereka
yang melakukannya pada binatang, maka bagaimana lagi kepada mereka yang
melakukannya pada manusia. Menjadikan manusia sebagai sasaran tembak
atau sasaran panah atau sasaran lempar pisau dan semacamnya, sungguh
mereka ini jauh lebih pantas untuk mendapatkan laknat. Sampai walaupun
yang menjadi sasaran lempar itu adalah buah-buahan atau benda lainnya
akan tetapi dipasang di atas kepala atau bagian tubuh manusia, inipun
tetap diharamkan.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Muslim:
مَنْ حَمِلَ عَلَيْنا السِّلاحَ فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang mengarahkan pedang kepada kami maka bukan golongan dari kami.”
Kalau menodongkan/mengarahkan senjata tajam ke arah seorang muslim
saja -walaupun hanya bercanda- adalah amalan yang diharamkan, maka
bagaimana lagi jika sampai melemparkan senjata tajam tersebut kepadanya.
rheiylinrahoge
Rabu, 06 Maret 2013
Pacaran Menurut Pandangan Islam
“Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).
Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.
Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah haram. Mengapa haram?
Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.
PENCEGAHAN
Dalam hukum Islam umumnya, manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan yang diharamkan itu diharamkan juga. Misalnya minum arak, bukan hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang menjualnya, yang membelinya, yang duduk bersama orang yang minum tersebut juga diharamkan.
Demikian juga halnya dengan masalah zina. Oleh karena itu maka syariat Islam memberikan tuntunan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu tentang kelemahan manusia.
Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :
Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita meninggal ketika itu, bagaimana nasib kita? Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada Allah daripada meneteskan air mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya. Neraka Jahannam mempunyai “Tujuh pintu gerbang” (QS. Al-Hijr : 44), dan pintu gerbang yang paling panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah diperuntukan bagi orang-orang yang suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu haram.
Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif di masyarakat. Kita lihat saja di Amerika Serikat, bagaimana akibat karena adanya apa yang disebut dengan free sex, timbul berbagai penyakit. Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak mengenal ayahnya, sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya. Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat menahannya adalah :
Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.
Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah haram. Mengapa haram?
Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.
PENCEGAHAN
Dalam hukum Islam umumnya, manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan yang diharamkan itu diharamkan juga. Misalnya minum arak, bukan hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang menjualnya, yang membelinya, yang duduk bersama orang yang minum tersebut juga diharamkan.
Demikian juga halnya dengan masalah zina. Oleh karena itu maka syariat Islam memberikan tuntunan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu tentang kelemahan manusia.
Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :
- Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahram untuk berdua-duaan. Nabi Saw bersabda : “Apabila laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka yang ketiga adalah setan.” Setan juga pernah mengatakan kepada Nabi Musa AS bahwa apabila laki dan perempuan berdua-duaan maka aku akan menjadi utusan keduanya untuk menggoda mereka. Ini termasuk juga kakak ipar atau adik perempuan ipar.
- Harus menjaga mata atau pandangan, sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman : “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31).
- Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka untuk memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadits dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya semerbak, memakai make up dan sebagainya, setiap langkahnya dikutuk oleh para malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apalagi masuk surga).
- Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zina. Misalnya Nabi bersabda : “lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). Dalam hadits yang lain : “Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzina, maka Allah akan melepas imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepaskan peci dari kepalanya (artinya kalau yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina, ia tidak sempat bertobat lagi, maka dia meninggal sebagai orang kafir yang akan kekal di neraka).
Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita meninggal ketika itu, bagaimana nasib kita? Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada Allah daripada meneteskan air mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya. Neraka Jahannam mempunyai “Tujuh pintu gerbang” (QS. Al-Hijr : 44), dan pintu gerbang yang paling panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah diperuntukan bagi orang-orang yang suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu haram.
Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif di masyarakat. Kita lihat saja di Amerika Serikat, bagaimana akibat karena adanya apa yang disebut dengan free sex, timbul berbagai penyakit. Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak mengenal ayahnya, sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya. Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat menahannya adalah :
- Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.
- Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan berolahraga
- Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan syahwat
- Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al-Qur’an dan merenungkan artinya. Banyak berzikir, membaca shalawat, shalat berjamaah di Masjid, menghadiri pengajian-pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh yang akan selalu mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.
- Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak muda yang sabar menahan pacaran dan zina yaitu dengan bidadari, yang kalau satu diantaranya menampakkan wajahnya ke alam dunia ini, setiap laki-laki yang memandangnya pasti akan jatuh pingsan karena kecantikannya. Coba anda bayangkan saja siapa menurut anda wanita yang paling cantik di alam dunia ini, maka pastilah bidadari itu entah berapa juta kali lebih cantik dari wanita yang anda bayangkan itu.
Keistimewaan Rosulullah
Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang
diutuskan sebagai rasul terakhir yang sentiasa menyeru manusia ke arah
kebahagiaan dunia dan akhirat. Di antaranya keistimewaan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang tidak diberikan kepada Nabi-nabi sebelumnya adalah:
1. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam
adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT iaitu ketika Nabi Adam
a.s. masih dalam keadaan antara roh dan jasadnya. (Diriwayatkan
oleh Tirmizi).
.
2. Allah SWT telah menetapkan bahawa
semua nabi bermula dari Nabi Adam a.s. sehinggalah ke Nabi Isa a.s.,
terikat dengan janji bahawa mereka akan beriman dan seterusnya membela
atau membantu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Firman Allah SWT : “Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh,
apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian
datang kepada kamu seorang Rasul yang mengesahkan apa yang ada padamu,
nescaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” (Surah Ibrahim: 81).
.
3. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam
diutuskan kepada semua manusia dan jin.Sedangkan Nabi-nabi terdahulu
hanya diutuskan kepada kaumnya sahaja. (Diriwayatkan oleh Bukhari)
.
4. Salasilah atau asal-usul keturunan Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam
bermula dari Nabi Adam a.s. hinggalah Abdullah bin Abdul Mutalib tidak
terdapat seorang pun di antara mereka yang pernah melakukan perbuatan
yang tidak senonoh. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan lain-lain).
.
5. Ketika Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dilahirkan, Bondanya melihat cahaya memancar menerangi istana-istana megah di Syam. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal).
.
6. Diampunkan dosanya yang terdahulu dan yang akan datang semasa dia lahir ke dunia lagi. (Diriwayatkan oleh al-Bazzar)
.
7. Allah SWT memberi nama ‘Ahmad’
(Muhammad) kepada baginda yang berasal dari perkataan ‘hamada’
(puji). Ia merupakan kata akar bagi salah satu sifat Allah iaitu
‘Mahmud’ (Maha Terpuji). Sebelum itu tidak ada seorang pun yang bernama
seperti Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam. (Diriwayatkan oleh Muslim)
.
8. Ketika baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
masih kanak-kanak, disaat baginda sedang bermain-main datanglah
Malaikat membelah dadanya dan mensucikan hatinya. (Diriwayatkan oleh
Muslim dan lain-lain)
.
9. Pada masa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sedang berjalan di tengah terik panas matahari, terdapat gumpalan awan menaunginya. (Diriwayatkan oleh Abu Naim dan lain-lain).
.
10. Pernah terjadi ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
sedang berjalan dan hendak berteduh di bawah sebuah pokok, tumbuhan itu
bergerak mennghampiri Baginda. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi)
.
11. Apabila Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam berjalan di samping orang bertubuh tinggi, Baginda nampak lebih tinggi. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi).
.
12. Semasa Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam menerima wahyu pertama di Gua Hira’, Jibril a.s. memeluk Baginda sebanyak 3 kali. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
.
13. Semua tanah dan tempat
di muka bumi ini boleh dijadikan tempat solat. (HR: Bukhari) Nabi-nabi
dan ummat terdahulu tidak solat melainkan di tempat-tempat ibadah yang
khusus. (Diriwayatkan oleh Ahmad)
.
14. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
sering lapar di malam hari kerana tidak mempunyai makanan, namun
keesokan harinya baginda akan merasa kenyang. Allah SWT juga yang dengan
kekuasaan ghaibnya memberi ‘makan-minum’ kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam hinggakan baginda tidak merasa lapar atau haus. (Diriwayatkan oleh Muslim).
.
15. Di waktu malam yang gelap-gelita, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
dapat melihat sesuatu dengan jelas dan terang seolah-olah seperti
baginda sedang melihatnya di waktu siang. (Diriwayatkan oleh
Al-Baihaqi).
.
16. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
dapat melihat sesuatu yang dibelakangnya dengan jelas seolah-olah
Baginda melihat dari arah hadapannya. (Diriwayatkan oleh Muslim).
.
17. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam hanya tidur dengan mata, sedangkan hatinya tetap tidak tidur. (Diriwayatkan oleh Bukhari).
.
18. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah menguap. (Diriwayatkan oleh Abu Syaibah dan lain-lain. Dikemukakan juga oleh Al-Khatabiy).
.
19. Selama hidup Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah ihtilam (mimpi syahwat) sama seperti para Nabi dan Rasul sebelumnya. (Diriwayatkan oleh Tabrani).
.
20. Peluh (Keringat) Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sama-sekali tidak berbau. (Diriwayatkan oleh Abu Naim dan lain-lain).
.
21. Ludah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dapat menjadikan air laut yang masin menjadi tawar. (Diriwayatkan oleh Abu Naim).
.
22. Suara Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dapat didengar oleh orang yang berada pada jarak yang kebiasaannya susah untuk mendengar. (Diriwayatkan oleh Bukhari).
.
23. Allah SWT telah
menjalankan Baginda pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke
Masjidil Aqsa di Palestin. Firman allah di dalam al-Quran: “Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.” (Surah Al-Israa’: 1)
.
24. Allah SWT telah menurunkan Malaikat bagi membantu baginda semasa peperangan Badar dan peperangan Hunain. Firman Allah SWT: “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Kerana itu bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah),
ketika kamu mengatakan kepada orang mu’min: “Apakah tidak cukup bagi
kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari
langit)?” (Surah Al-Imran: 123-124)
.
25. Nabi diberi bantuan
ketika menghadapi musuh-musuh Islam dengan Allah mencampakkan perasaan
takut dalam hati-hati musuh sebelum sampai bertemu tentera-tentera Islam
sejauh sebulan perjalanan. (Diriwayatkan oleh Bukhari)
.
26. Dihalalkan harta rampasan perang (ghanimah) kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sedangkan tidak dihalalkan bagi manusia-manusia sebelum Baginda. (Diriwayatkan oleh Bukhari)
.
27. Mula-mula syaitan yang bersama Nabi adalah kafir. kemudian Allah membantu Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dengan Islamnya syaitan tersebut.
.
28. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam penutup bagi kenabian. (Diriwayatkan oleh Muslim)
.
29. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam diberikan kunci-kunci bumi. (Diriwayatkan oleh Ahmad)
.
30. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam diberikan “Jawamiul Kalim”. (Diriwayatkan oleh Muslim) Iaitu kalimah yang ringkas tetapi mengandungi banyak makna.
.
31. Diberikan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah dari gedung dibawah arasy. (Diriwayatkan oleh an-Nisaei)
.
32. Ummatnya adalah sebaik-baik Ummat. (Diriwayatkan oleh Ahmad)
.
33. Diberikan Telaga al-Kauthar kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan umatnya di akhirat kelak. (Diriwayatkan oleh al-Bazzar)
.
34. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam diberi Syafaat. (HR: Bukhari) Syafaatnya untuk ummatnya bagi orang yang tidak melakukan syirik. (Diriwayatkan oleh Ahmad)
.
35. Dijadikan saf Ummat Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam seperti saf para malaikat. (Diriwayatkan oleh Muslim.)
.
.
والله أعلم بالصواب
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)Hukum Operasi Plastik Menurut Pandangan Islam
Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-tajmil
adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang/lepas, atau rusak. (Al-Mausu’ah at-Thibbiyah al-Haditsah, 3/454).
Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada
yang haram. Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk
memperbaiki cacat sejak lahir (al-�uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-�uyub al-thari`ah)
akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak
akibat kebakaran/kecelakaan. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 183; Fahad bin Abdullah Al-Hazmi, Al-Wajiz fi Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 12; Hani` al-Jubair, Al-Dhawabith al-Syar�iyyah li al-�Amaliyyat al-Tajmiiliyyah, hal. 11; Walid bin Rasyid as-Sa�idan, Al-Qawa�id al-Syar�iyah fi al-Masa`il Al-Thibbiyyah, hal. 59).
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang
demikian ini hukumnya adalah mubah, berdasarkan keumuman dalil yang
menganjurkan untuk berobat (al-tadawiy). Nabi SAW bersabda,"Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya." (HR Bukhari, no.5246). Nabi SAW bersabda pula,"Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya." (HR Tirmidzi, no.1961).
Adapun operasi plastik yang diharamkan,
adalah yang bertujuan semata untuk mempercantik atau memperindah wajah
atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu
cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah
dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di
wajah, dan sebagainya.
Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : "dan akan aku (syaithan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". (QS An-Nisaa` : 119). Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm)
atas perbuatan syaitan yang selalu mengajak manusia untuk melakukan
berbagai perbuatan maksiat, di antaranya adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah).
Operasi plastik untuk mempercantik diri termasuk dalam pengertian
mengubah ciptaan Allah, maka hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar
asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 194).
Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadis ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk mempercantik diri (lil husni). (M. Utsman Syabir, Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al-Fiqh Al-Islami,
hal. 37). Imam Nawawi berkata,"Dalam hadis ini ada isyarat bahwa yang
haram adalah yang dilakukan untuk mencari kecantikan. Adapun kalau itu
diperlukan untuk pengobatan atau karena cacat pada gigi, maka tidak
apa-apa." (Imam Nawawi, Syarah Muslim, 7/241). Maka dari itu, operasi plastik untuk mempercantik diri hukumnya adalah haram. Wallahu a�lam [ ]
Manfaat Bersuci

Hikmah dan manfaat bersuci dari najis antara lain adalah :
1. Mendidik manusia agar senantiasa terbiasa hidup bersih.
2. Membuktikan bahwan agama Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi nilai0nilai kebersihan dan kesucian.
3. Bersuci dari najis memiliki peran yang sangat urgen dalam mewujudkan kesehatan, terutama kesehatan badan kita sendiri.
4. Menghilangkan bau busuk atau bau tidak sedap yang menempel pada tubuh atau benda-benda yang lain sehingga ketika berkumpul dengan orang banyak mereka tidak terganggu dengan kehadiran kita.
5. Membentuk jiwa yang senang dan tentram, karena sebetulnya erat hubungannnya antara ketenangan jiwa dengan kebersihan tubuh.
6. Sebagai salah satu sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, karena sesuai dengan firmanNya dalam Surat Al Baqarah : 222, Bahwa Allah mencintai orang - orang yang bertaubat dan mensucikan diri.
7. Mensucikan diri dari kotoran dan najis memberikan isyarat supaya kita senantiasa berdaya upaya untuk mensucikan diri dari dosa dan dari segala perangai yang keji atau mendorong kita untuk selalu berakhlak mulia.
8. Tata cara bersuci dan juga adab bersuci jika dilaksanakan penuh dengan kesadaran dan kedisiplinan akan menumbuhkan kebiasaan yang sangat baik untuk diri kita sendiri.
9. Hikmah dari bersuci sebagaimana diterangkan dalam hadis Rasulullah SAW "Orang yang disisksa di kubur gara-gara tidak pernah cebok setelah buang air kecil.
1. Mendidik manusia agar senantiasa terbiasa hidup bersih.
2. Membuktikan bahwan agama Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi nilai0nilai kebersihan dan kesucian.
3. Bersuci dari najis memiliki peran yang sangat urgen dalam mewujudkan kesehatan, terutama kesehatan badan kita sendiri.
4. Menghilangkan bau busuk atau bau tidak sedap yang menempel pada tubuh atau benda-benda yang lain sehingga ketika berkumpul dengan orang banyak mereka tidak terganggu dengan kehadiran kita.
5. Membentuk jiwa yang senang dan tentram, karena sebetulnya erat hubungannnya antara ketenangan jiwa dengan kebersihan tubuh.
6. Sebagai salah satu sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, karena sesuai dengan firmanNya dalam Surat Al Baqarah : 222, Bahwa Allah mencintai orang - orang yang bertaubat dan mensucikan diri.
7. Mensucikan diri dari kotoran dan najis memberikan isyarat supaya kita senantiasa berdaya upaya untuk mensucikan diri dari dosa dan dari segala perangai yang keji atau mendorong kita untuk selalu berakhlak mulia.
8. Tata cara bersuci dan juga adab bersuci jika dilaksanakan penuh dengan kesadaran dan kedisiplinan akan menumbuhkan kebiasaan yang sangat baik untuk diri kita sendiri.
9. Hikmah dari bersuci sebagaimana diterangkan dalam hadis Rasulullah SAW "Orang yang disisksa di kubur gara-gara tidak pernah cebok setelah buang air kecil.
Keutamaan Sholat Tahajjud
Shalat malam atau shalat tahajud adalah amalan yang mulia. Inilah
kebiasaan orang sholeh. Mereka biasa menjaga shalat malam mereka. Waktu
malam mereka banyak digunakan untuk bermunajat pada Allah. Apalagi
ketika mendapati sepertiga malam terakhir, mereka memperbanyak do'a
kepada Allah karena mengingat keutamaan do'a mustajab kala itu. Semoga
dengan mengetahui keutamaan shalat tahajud berikut ini kita semakin giat
menjaganya.
Allah Ta'ala berfirman,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala,
'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2: 498)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)
Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , "Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya." Al Hasan berkata, "Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta'ala-. Jadinya Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka."
Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Orang yang rajin shalat malam di waktu malam, mereka akan merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan hiburan yang mereka nikmati. Seandainya bukan karena nikmatnya waktu malam tersebut, aku tidak senang hidup lama di dunia." (Lihat Al Lathoif 47 dan Ghodzaul Albaab 2: 504)
Imam Ahmad berkata, "Tidak ada shalat yang lebih utama dari shalat lima waktu (shalat maktubah) selain shalat malam." (Lihat Al Mughni 2/135 dan Hasyiyah Ibnu Qosim 2/219)
Tsabit Al Banani berkata, "Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu." (Lihat Lathoif Al Ma'arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Ada yang berkata pada Ibnu Mas'ud, "Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam." Beliau lantas menjawab, "Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat." (Ghodzaul Albaab, 2/504)
Lukman berkata pada anaknya, "Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur." (Al Jaami' li Ahkamil Qur'an 1726)
Tutuplah shalat malam (tahajud) dengan shalat witir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ
آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو
رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ
لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam
ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu' (Lihat
Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 115). Salah satu maksud ayat ini,
“Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam)
dengan orang yang tidak demikian?!” (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi,
7/166). Jawabannya, tentu saja tidak sama.Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ
رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ
الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan
Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah
shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ
دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ
وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena
shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat
kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan
kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, ..." (HR. Imam Ahmad dalam Al Fathur Robbani 18/231. Bab "تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ")'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2: 498)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)
Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , "Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya." Al Hasan berkata, "Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta'ala-. Jadinya Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka."
Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Orang yang rajin shalat malam di waktu malam, mereka akan merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan hiburan yang mereka nikmati. Seandainya bukan karena nikmatnya waktu malam tersebut, aku tidak senang hidup lama di dunia." (Lihat Al Lathoif 47 dan Ghodzaul Albaab 2: 504)
Imam Ahmad berkata, "Tidak ada shalat yang lebih utama dari shalat lima waktu (shalat maktubah) selain shalat malam." (Lihat Al Mughni 2/135 dan Hasyiyah Ibnu Qosim 2/219)
Tsabit Al Banani berkata, "Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu." (Lihat Lathoif Al Ma'arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Ada yang berkata pada Ibnu Mas'ud, "Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam." Beliau lantas menjawab, "Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat." (Ghodzaul Albaab, 2/504)
Lukman berkata pada anaknya, "Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur." (Al Jaami' li Ahkamil Qur'an 1726)
Tutuplah shalat malam (tahajud) dengan shalat witir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Keutamaan Sedekah
Suatu
saat ada seseorang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak
berair, tiba-tiba dia mendengar suara dari awan (mendung), “Siramilah
kebun si fulan!” Maka, awan itu menepi (menuju ke tempat yang
ditunjukkan), lalu mengguyurkan airnya di tanah bebatuan hitam. Ternyata
ada saluran air dari saluran-saluran itu yang telah penuh dengan air.
Maka, ia menelusuri (mengikuti) air itu.
Ternyata ada seorang laki-laki yang
berada di kebunnya sedang mengarahkan air dengan cangkulnya. Kemudian
dia bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah nama anda?” Dia menjawab,
“Fulan”. Sebuah nama yang didengar dari awan tadi. Kemudian orang itu
balik bertanya, “Mengapa anda menenyakan namaku?” Dia menjawab, “Saya
mendengar suara dari awan yang ini adalah airnya, mengatakan “Siramilah
kebun si fulan!” Yaitu nama anda.Maka, apakah yang telah anda kerjakan dalam kebun ini?” Dia menjawab, Karena anda telah mengatakan hal ini, maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi) apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (ditanam kembali). (Hadits Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah).
Hadits di atas adalah salah satu contoh kisah nyata dari salah satu keutamaan bersedekah, yaitu Allah SWT tidak akan mengurangi rezeki yang kita sedekahkan, dan bahkan Allah SWT akan mengganti dan melipat gandakannya.
Sedekah tidak mengurangi Rezeki
Allah SWT berfirman dalam surat Saba bahwa Allah SWT akan mengganti sedekah yang kita keluarkan:
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).’ Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Q.S. Saba 34:39)
Secara logika, mungkin kita akan berfikir bahwa harta yang kita keluarkan untuk sedekah berarti pengurangan harta yang ada di tangan kita. Tetapi, apa kenyataannya Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa harta seseorang tidak akan berkurang karena disedekahkan:
“Ada tiga perkara yang saya bersumpah atasnya dan saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan.” (H.R. Tirmidzi, dari Abu Kabsyah, yaitu Umar bin Sa’ad al-Anmari r.a.)
Sedekah membuka pintu rezeki
Rasulullah SAW pernah bersabda “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Al-Baihaqi)
Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah Tabaraka wataala berfirman: “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (H.R. Muslim)
Dalam hadits lain yang dinarasikan oleh Abu Hurairah r.a., Nabi SAW pernah bersabda: “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala satunya berkata: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq.” Sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata: “Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya).” (H.R. Bukhari – Muslim)
Ada satu kisah pada zaman Nabi SAW yang mana seseorang yang banyak hutang berdiam di masjid di saat orang-orang bekerja. Ketika ditanya oleh Nabi SAW, orang tersebut menjawab bahwa ia sedang banyak hutang. Yang menarik adalah Nabi SAW mengajarkan beliau sebuah doa, yang mana doa tersebut tidak menyebut sama sekali “Bukakanlah pintu rezeki” atau “Perbanyaklah rezeki saya sehingga bisa membayar hutang.”
Tetapi doa yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah meminta perlindungan dari rasa malas dan bakhil (pelit). Hadits-hadits di atas menjelaskan tentang doa ini, bahwa ketidakpelitan seseorang untuk bersedekah membuka pintu rezeki orang tersebut.
Doa tersebut adalah: “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu daripada kegundahan dan kesedihan, daripada kelemahan dan kemalasan, daripada sifat pengecut dan bakhil (pelit), daripada kesempitan hutang dan penindasan orang.”
Sedekah melipat gandakan rezeki
Bukan saja sedekah membuka pintu rezeki seseorang, tetapi bahkan bersedekah juga melipat-gandakan rezeki yang ada pada kita.
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai satu buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik, bukan haram dan Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka, sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya, sebagai kiasan kekuasaanNya, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seseorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung, yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya.” (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah r.a.)
Janji Allah SWT dalam Al-Qur’an bahwa Allah akan melipat-gandakan sedekah kita menjadi 700x lipat:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah 2:261)
Sedekah Menjaga Warisan
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang yang bersedekah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.” (H.R. Ahmad)
Di dalam Surat Al-Kahfi ada kisah tentang perjalanan Nabi Musa AS dengan Khidir. Di dalam kisah tersebut Khidir memperbaiki diding rumah dari dua anak yatim, dan menjelaskan bahwa di bawah dinding tersebut ada harta warisan dari orang tua mereka yang soleh. Khidir memperbaiki dinding tersebut agar harta warisan tersebut tetap pada tempatnya sampai sang anak menjadi dewasa. Demikianlah salah satu contoh bagaimana Allah SWT melindungi warisan seseorang.
Sedekah adalah Naungan kita di hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)
Dalam hadist lain, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang tujuh orang yang diberi naungan oleh Allah SWT pada hari yang mana tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya. Salah satu orang yang diberi naungan pada hari itu adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanan, tetapi tangan kirinya tidak mengetahuinya.
Sedekah Menjauhkan diri kita dari api neraka
Rasulullah SAW bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (Mutafaqalaih)
Allah SWT juga berfirman bahwa salah satu ciri dari orang yang bertaqwa yang akan masuk surga adalah orang yang bersedekah di waktu lapang maupun sempit.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran 3:133-134).
Sedekah Mengurangi kesakitan kita di sakaratul maut
Dalam buku Fiqh-Us-Sunnah karangan Sayyid Sabiq, disebutkan Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sedekah meredakan kemarahan Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan saat maut (Sakratulmaut).”
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Sedekah dari seorang Muslim menigkatkan (hartanya) dimasa kehidupannya. Dan juga meringankan kepedihan saat maut (Sakratulmaut), dan melauinya (sedekah) Allah menghilangkan perasaan sombong dan egois. (Fiqh-us-Sunnah vol. 3, hal 97)
Sedekah Mengobati orang sakit
Rasulullah SAW bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (H.R. Ath-Thabrani)
Sedekah untuk janda dan orang miskin diibaratkan seperti orang yang berpuasa terus menerus.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (H.R. Bukhari)
Quality adalah lebih baik dari Quantity
Bersedekah satu dolar bisa jadi lebih baik dari pada bersedekah seratus ribu dollar. Jika seseorang hanya memiliki dua dollar kemudian disedekahkannya satu dollar, maka sedekah tersebut adalah lebih baik dari pada sedekah dari seseorang Billioner, tetapi hanya mensedekahkan seratus ribu dollar.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi SAW menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersedekah dengannya, dan seorang lagi memiliki harta benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disedekahkannya. (H.R. An-Nasaa’i)
Di bulan Ramadhan yang mulia ini marilah kita perbanyak sedekah kita, berapapun jumlahnya. Jangan sampai kita menunggu kaya raya atau hidup berlebih untuk bersedekah karena hal tersebut adalah bisikan syetan belaka. Terlebih lagi, jangan sampai kita menunggu sampai ruh kita berada di tenggorakan, karena pada saat itu harta kita sudah dipastikan bukan milik kita lagi tetapi sudah menjadi milik ahli waris.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi SAW menjawab, “Saat kamu bersedekah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat, tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga ruhmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (H.R. Bukhari)
Langganan:
Komentar (Atom)